Ilustrasi |
Semua mata tertuju ke meja kasir,
ternyata ada bapak-bapak memprotes seorang karyawan yang sedang melayani
pembelian pulsa. Waktu itu terlihat dan kebetulan aku berada di samping bapak
yang memarahi pelayan tersebut. Marahnya bapak itu disebabkan pulsa nya belum
masuk. Alhasil ternyata nomer yang di tulis pelayan tersebut salah. Menurut bapak
itu “saya sudah sebut dengan pas nomer
saya tapi kenapa salah tulis” (sambil marah marah dan maki). Beberapa kali
pelayan tersebut meminta maaf dan mengklarifikasi nomer yang di sebutkan
tersebut, malah menambah emosi bapak pembeli pulsa menjadi-jadi. Bapak itu
marah hingga menayakan nama bos darai salah satu Mini Market “ kamu jangan anggap
remeh saya, siapa bos Mu, nanati saya mau ketemu biar kamu dipecat”
Aku yang berada disamping bapak
tersebut terdiam dan menggelengkan kepala, yang salah siapa yang emosi siapa. Hingga
sempat salah seorang rekan dari karyawan tersebut menanyakan kejadian itu. Pelayan
tersebut bilang dia salah nomer dan dia beli pulsa sepuluh ribu . Karna menjawab
pertayaan rekannya dengan menggunakan bahasa Sasak. Malah membuat bapak itu
naik darah, dikiranya dia dicaci maki. “kamu
kira saya ng bisa bahasa sasak, kamu jangan ngomong sembarangan dong” . mendengar
intonasi kemarahan bapak yang keluar dari mulutnya membuat ak mengertia bahwa
dia orang mana. Ternyata di dari salah satu kabupaten di tempatku.
“Permisi mas, ada lagi tambahannya” pelayan itu menanyakan ke aku, layani dulu
bapak itu sampai selesai aja kalau aku tidak masalah nunggu. Selesai perkara itu pelayan itu tenangkan
supaya tidak merasa bersalah. Aku mendengar tidak ada yang salah dari karyawan
tersebut. Yang pasti bapak itu lagi banyak pikiran. Dan ternyata bapak itu
punya masalah dengan mobilnya , mobilnya mogok.
Ada beberapa point penting dalam
cerita tersebut. Intinya kita saling menghargai, jangan karna mereka seorang
pelayan bisa kita maki-maki. Komunikasi yang halus dan sopan tidak dibeli
dengan mahal maka budayakanlah.
0 comments:
Post a Comment