Sampah di Lautan |
Yang menjadi permasalahan di dunia ini
terlebih di Indonesia adalah permasalahan sampah. Tanpa kita sadari
akbat kurang sadar dan perubahan perilaku dari masyarakat yang tidak
mengerti arti lingkungan yang bersih, mengakibatkan terbentuknya
keranjang sampah raksasa. Tidak tangung tanggung yang menjadi keranjang
sampah adalah LAUT.
Sampai kapan kita jadikan laut kita
menjadi tempat penampungan sampah. Kita tidak menyadari sampah yang kita
buang sangat membahayakan bagi ekosistem yang ada di lautan. Laut yang
tercemar akan mengakibatkan ikan yang kita konsumsi tidak sehat.
Selain itu yang menjadi perhatian dari
sampah yang ada di lautan adalah sampah PLASTIK. Sampah plastik dapat.
plastik itu butuh waktu sangat lama untuk terurai. Selain itu muncul
lagi masalah baru yaitu kandungan bijih plastik sangat sulit untuk
terurai. Menurut para ilmuan bahwa 99 persen
plastik mikroskopik di lautan hilang, kemungkinan dimakan hewan. Sampah
plastik yang sudah terlanjur berada dilaut akan mengendap untuk waktu
yang sangat lama.Yang menjadi perhatian kita saat ini
adalah munculnya PLASTIK ramah lingkungan dan dapat terurai hanya
beberapa tahun. syarat terurai plastik ini adalah Suhu tinggi atau lebih
dari 50 derajat celsius, radiasi ultraviolet sinar matahari, hingga
paparan udara jadi syarat agar plastik itu bisa terurai seperti yang
diklaim produsennya.
Yang menjadi catatan kita adalah bahwa plastik yang di tampung di laut akibat ulah tangan manusia yang kurang menyadari dampak buruk dari sampah dan pencemarannya ternyata tidak bisa terurai begitu saja walaupun itu sampah yang diklaim bisa terurai hanya beberapa tahun.
Yang menjadi catatan kita adalah bahwa plastik yang di tampung di laut akibat ulah tangan manusia yang kurang menyadari dampak buruk dari sampah dan pencemarannya ternyata tidak bisa terurai begitu saja walaupun itu sampah yang diklaim bisa terurai hanya beberapa tahun.
Di dalam laut, sinar matahari amat sangat
minim, bahkan nol, saat plastik terendap di kedalaman ratusan meter.
Kondisi laut pun seperti kita ketahui dingin hingga sangat dingin
sehingga tak memenuhi syarat lingkungan bagi plastik untuk terdegradasi.
Dari hasil studi yang dilakukan oleh UNEP
memperkirakan produksi palastik 280 juta ton yang diproduksi secara
global dalam kurun pertahun. Dan yang menjadi pokok perhatian kita
adalah hanya sebagian kecil yang di daur ulang. Sisanya mengendap di
lautan.
Masihkah kita merelakan lautan yang
menjadi sumberkehidupan kita rusak diakibatkan oleh diri kita sendiri.
Masihkah kita rela keindahan pulau, keindahan alam, keindahan bawah laut
yang kita banggakan rusak akibat sampah yang kita buang. Pertanyaan ini
tidak perlu di jawab akan tetapi menjadi pemicu untuk merubah sifat dan
tingkah laku kita. Sampai kapan kita jadikan lautan kita menjadi bak
sampah.