Ilustrasi |
Tidak terasa di depan laptop hari
sudah malam. Jarum jam di kantor menujukkan pukul 17.30. Aku mulai merapikan
meja tempat kerjaku. Laptop aku shutdown, semua sudah beres tinggal pulang. Jarak antar tempat kerja dengan
rumah kurang lebih 15 km. Sudah 1 minggu jam pulangku ak perlambat, maklum ada
WIFI di tempat kerja. Perjalanan pulang seperti biasa aku menikmati putaran
roda dan tarikan gas yang begitu pelan, ini kebiasaan ku mengamati di
sekeliling sepanjang jalan.
Sesampai di kota santri di
wilayah timur pulau Lombok, gerimis mulai mengiringi langkahku. Ku pandangi
langit tidak satupun bintang yang berani menampakkan diri. Ini bertanda akan
hujan akan deras. Selang bebrapa menit, hayalanku mengenai hujan pun menjadi
kenyataan. Oooohhhh luar biasa derasnya hujan yang membasahi bumi ini. Tampa
berpikir panjang aku pun mulai menepi. Ku pasang jas hujanku, tas pun tidak
lupa aku kasi bag cover. Aku mulai bertanya-tanya
antara diam menunggu hujan atau melanjutkan perjalanan. Jika menunggu pasti
hujannya akan lama, soalnya pengalaman jika hujan di daerah timur Lombok
hujannya bisa 1 hari 1 malam. Tampa basa basi aku tancap gas motor kesayangan
ku.
Ternyata hujan begitu deras. Jarak pandang kurang lebih 100 meter. Mata ini
mulai perih dan perlahan air muai membasahi tubuhku, entah airnya dari mana ak
tidak hiraukan yang penting bisa sampai rumah. Dan ternyata langit tidak
henti-hentinya menuangkan air yang penuh berkah. Sesampai di rumah hujan masih
tetap deras. Hingga pukul 21.24 hujan tidak juga berhenti. Seandainya aku
menunggu berhentinya hujan di tempat tadi mungkin aku pulang malam. Saran dari
aku buat teman-teman, selalu sedia jas hujan dan selalu berhati-hati dalam
memacu kendaraan. Jika perlu. Kita patut bersyukur langit masih mau berbagi
airnya dengan kita.