Gadis Pemulung |
Wajah
kusam, agak hitam, rambut tidak teratur dan berwarna pirang dengan
keringat menghiasinya. Mereka berjalan diantara panasnya terik mataharii
di tambah pantulan pasir putih yang begitu indah menemani langkah
pemulung kecil. Dengan karung digelantungkan di belakang pundaknya
sambil menuduk titik demi titik untuk menggapai sampah pelastik yang
mencemari keindahan dipantai Gili Genting Sekotong Barat.
Tubuh
munggil gadis pemulung ini tidak diragukan lagi kekuataanya. Sepulang
sekolah mereka tidak lantas istirahat namun langsung mengambil karung
ajaib. Melangkah menyelulusuri jalanan demi mengais rizki yang mungkin
menurut orang tidak ternilai tapi menurut dirinya sangat mahal nilainya.
Uang yang didapatkan di kumpulkan dalam celengan.
Suatu
hari saya ketika saya mengunjungi desa tersebut sya bertemu dengan dua
gadis cilik. Mereka dengan senyum manis menampar kesibukan saya.
Kegigihan mereka yang begitu tinggi membuat saya melangkah mengampiri
nya.
Disisilain
tampa kita sadari peran mereka sangat menentukan pola dari perubahan
iklim akibat pencemaran yang dilakukan oleh manusia terutama sampah
plastik. Sampah plastik menjadi masalah lingkup dunia karena semakin
berkembangnya kehidupan di bumi ini di ikuti semakin tingginya
penggunaan plastik. Dan perlu kita ketahui sampah plastik sangat sulit
hancur dan membutuhkan waktu yang begitu lama. Apalagi jika sampah
plastik ini bermuara dilaut akan menambah lama waktu untuk hancur.
Gadis
cilik ini membantu mengurangi dampak pencemaran yang diakibatkan oleh
kurang sadarnya kita dalam menjaga lingkungan. Kita selalu menikmati
indahnya alam tapi kurang cinta dengan alam yang kita nikmati. Buktinya
yaitu sampah yang kita buang sembarangan. Sampah yang kita anggap sepel
jika terus menerus akan menjadi gunung raksasa yang mengancam kehidupan
dibumi.
Mereka yang kecil saja sadar dan mengerti terus bagaimana dengan kita.???
0 comments:
Post a Comment